Kritis, Kritik, Kompetensi

Eka Wartana 15/08/2025 0
Kritis, Kritik, Kompetensi

Oleh: Eka Wartana

Tanpa pikiran kritis, situasi bisa menjadi kritis. Dengan pikiran kritis, masalah bisa ditangkis.

Kebanyakan orang tidak suka kritik. Sukanya kripik….Kritik hanya dilihat dari sudut pandang negative. Baik pengkritik, maupun yang dikritik dianggap hanya melihat sesuatu secara subjective. Tentu saja keduanya berbeda bahkan sering bertentangan.  

Kritik

Terlepas dari mana penilaian dilakukan, setiap kritik bisa memiliki makna tersembunyi. Ini yang sangat sering diabaikan orang. Ada manfaat yang tidak terlihat orang kebanyakan. Siapa yang mampu melihat makna tersembunyi itu?

Mereka adalah orang orang yang mampu dan mau melihat segala sesuatu nya dari berbagai sudut pandang. Mereka adalah orang orang yang mampu lepas dari kuasa emosi nya dan memakai pikiran logis nya.

Cara ini mengubah sudut pandang subjektif menjadi objektif.

Ketika dikritik, orang cenderung marah, kesal dan bereaksi negative. Apa yang ada di balik pikiran nya itu? Karya nya adalah yang terbaik, sempurna.  Sementara itu orang lain melihat kelemahan dan kekurangan dari pendapat, ide, proposal nya. Semuanya bersifat relative.

Ada sikap yang lebih positive dalam menanggapi suatu konsep, ide, proposal: feedback. Memberi masukan yang sifatnya netral, membangun. Masukan yang positive maupun negative diberikan secara objektif. 

Kritis

Kritik dari siapa yang paling banyak membawa manfaat? Tentunya dari orang yang kritis. Mereka bisa melihat dan menilai sesuatu dari berbagai sisi. Mereka melihat plus minus dari suatu hal.

Orang yang kritis bisa dibedakan: orang yang kritis apa adanya (objektif) dan orang yang berniat buruk (subjektif). Mereka melontarkan nya berbentuk kritik.

Apakah sikap kritis itu objektif maupun subjektif, tetap memberikan dampak positive. Tergantung dari bagaimana seseorang menanggapi nya.

Contohnya: Teman yang kritis mengatakan:”Itu sih ide kuno!” Menerima dengan emosi akan membuat diri kesal, marah. Tapi sisi positive nya, kritik itu mendorong kita untuk mencari ide ide baru, terobosan yang belum pernah ada.

Kompetensi (Critical Thinking)

Kompetensi apa yang sesungguh nya dimiliki oleh para pengkritik? Critical thinking competency? Apakah tukang kritik berarti critical competency competency nya bagus? Belum tentu.

Kritik itu ada macam macam. Ada yang asal mengecam, mencari kelemahan dan kesalahan saja. Tapi kritik membangun bertujuan untuk hasil yang lebih baik. Nah, untuk mampu memberikan kritik membangun ini diperlukan critical thinking competency.

Dengan critical thinking, seseorang akan mampu melihat konsep dan ide nya dari berbagai sisi, mengevaluasi kelebihan dan kekurangan nya serta mengantisipasi dampak dari tindakan yang (akan) diambil.   

Akan lebih lengkap lagi bila critical thinking competency nya bisa memberi solusi alternatif untuk mencegah terjadi nya masalah.  

Anti kritik bisa membuat situasi menjadi kritis.

Situasi kritis berkepanjangan akan menciptakan krisis”

Salam Relative-Contradictive,

Eka Wartana

Founder, Master Trainer, The MindWeb Way of Thinking

Professional Licensed Trainer, MWS International

Author: Relative-Contradictive, Berpikir Tanpa Mikir, To Think Without Thinking, MindWeb

Over 30 years of experience in various managerial positions

 Website: www.mindwebway.com

#mindwebway #mindweb #berpikirtanpamikir #ekawartana #relativecontradictive #karyaanakbangsa #interconnection #kritis #kritik #kompetensi #criticalthinking

Leave A Response »