Oleh: Eka Wartana
Dalam pendidikan, ada ujian kelulusan yang harus dilalui ketika akan naik kelas.
Dalam kehidupan, ada ujian ketulusan yang patut dilalui ketika seseorang mau ‘naik kelas’ ke derajat yang lebih tinggi.
Ujian kelulusan membahas pelajaran yang sudah diajarkan. Lalu, ujian ketulusan membahas apa?
Manusia hidup penuh harapan. Bolehkan orang berharap? Tentu boleh. Ada harapan yang baik dan ada harapan yang perlu dikendalikan. Berharap agar sukses dalam bisnis, berhasil meniti karier, mampu membangun masa depan yang baik. Semuanya itu baik adanya.
Tapi ada hal hal di mana harapan itu perlu dikendalikan. Contohnya?
Ketika memberi, berharap ‘terima kasih’. Ketika menolong, berharap ‘balasan’. Ketika beramal, berharap ‘pahala’. Itulah sikap transactional dianut oleh kebanyakan orang.
Padahal, alam telah mengajarkan sikap ‘tanpa pamrih’. Pernah kah matahari memilih milih, siapa yang akan diberi sinar dan panas nya, siapa yang tidak? Apa kah matahari mengharapkan ucapan terima kasih, balasan atau pahala? Tidak, sama sekali!
Terima kasih
Banyak orang yang kecewa ketika si penerima pemberian tidak berterima kasih. Itu artinya, pemberiannya tidak Ikhlas 100%. Masih adda pamrih berupa ucapan terima kasih. Bisa jadi penerimanya merasa terkejut, tidak menyangka sehingga lupa mengucapkan terima kasih. Rasa Syukur dari orang itu kepada Yang Maha Kuasa jauh lebih penting dari sekedar ucapan terima kasih kepada kita.
Tapi memang ada juga orang yang tidak tahu berterima kasih. Niat baik seseorang dianggapnya sebagai ‘sudah kewajiban nya’. Dalam kasus seperti ini, ya biarkan saja…
Jadi, ketika kita memberi sesuatu apakah uang, waktu, tenaga, perhatian kepada orang lain, sebaiknya kita lakukan dengan niat baik. Jangan harapkan ucapan terima kasih atau pun puja puji. Wajah ceria dari penerima saja sudah lebih dari cukup.
Balasan
Namanya transactional, orang mengharapkan imbalan, balasan atas jasa atau kebaikan yang dilakukannya. Kalau memberi dengan penuh keikhlasan, seharusnya tidak mengharapkan balasan. Sikap sepeerti itu masih jarang kita temui.
Kebaikan dari seseorang ada kalanya memperoleh balasan, ada kalanya tidak. Banyak orang yang melupakan kebaikan orang lain. Tapi kejahatan dari orang lain hampir pasti dibalas. Bahkan dengan lebih kejam lagi.
Dalam kehidupan, ada hal hal yang perlu dibalas dan yang tidak perlu dibalas.
Kebaikan orang perlu dibalas dengan kebaikan juga, meskipun mungkin orang itu tidak mengharapkannya.
Kejahatan orang lain sebaiknya jangan dibalas. Biarkan Tuhan yang menghukum atau pun tidak menghukum nya. Bahkan mengharapkan yang buruk pun harus dihindari. Kenapa? Karena itu adalah ranah Tuhan. Kita bukan jaksa atau hakim dalam hal ini (di luar urusan hukum)
Koruptor sangat mahir dalam menerapkan imbalan ketika bertransaksi…..Jadi, perlu kah ditiru….? Give and Take, atau Take and Give?
Pahala
Nah, ini pasti mengundang banyak protes. Boleh dong mengharapkan pahala atas perbuatan baik kita? Ya, tentu boleh dong. Hanya saja, dengan mengharapkan balasan berupa pahala, kebaikan itu punya pamrih. Tidak Ikhlas 100%.
Tapi ini pendapat pribadi lho. Bukan bermaksud menggurui.
Pahala adalah urusan Allah. Menurut saya, percayakan lah sepenuhnya kepada Tuhan untuk memberikan atau pun tidak, pahala atas perbuatan baik kita. Ujian dari perbuatan baik: jika tidak ada pahala nya, akan kah kita terus berbuat baik?
Jadi, kalau mau berbuat baik, berbuat baik saja lah. Masalah pahala, serahkan saja kepada Allah.
Mohon maaf jika ada yng kurang berkenan……
Syarat lulus dalam ujian ketulusan:
- Tidak mengharapkan ucapan terima kasih atas bantuan untuk orang lain. (bonus: selalu berterima kasih ata bantuan orang lain)
- Tidak mengharapkan balasan dari orang lain. (bonus: tidak membalas kejahatan orang lain)
- Tidak meminta pahala untuk perbuatan baik yang dilakukan. (bonus: terus berbuat baik, terlepas dari ada atau tidaknya pahala)
Salam Relative-Contradictive,
Eka Wartana
Founder, Master Trainer, The MindWeb Way of Thinking
Professional Licensed Trainer, MWS International
Author: Relative-Contradictive, Berpikir Tanpa Mikir, To Think Without Thinking, MindWeb
Over 30 years of experience in various managerial positions
Website: www.mindwebway.com
#mindwebway #mindweb #berpikirtanpamikir #ekawartana #relativecontradictive #karyaanakbangsa #interconnection #ketulusan #pahala #terimakasih #balasan