Tabur-Tuai Yang Menyimpang
Oleh: Eka Wartana
Istilah Tabur-Tuai sudah dikenal luas oleh banyak orang. Istilah lain dengan makna serupa: karma. ”Siapa yang menabur, dia yang menuai”
Siapa yang berbuat jahat, maka dia yang akan menerima akibatnya. Secara umum hal itu masuk akal dan benar adanya. Tapi dari sisi lain, ada yang bertentangan dengan prinsip itu. Apa iya sih….?
Dalam kehidupan nyata, banyak contoh contoh di mana orang membuat masalah, tapi orang lain yang menerima akibatnya. Si pembuat masalah tidak menerima akibatnya. Yang menabur lain, yang menuai lain lagi.
Banyak juga kasus dimana orang yang menabur, dia yang menuai.
The law of Attraction (LOA: Hukum Gaya Tarik)
Buat yang percaya dengan LOA, hukum tabur tuai berlaku. Ketika orang berpikir positive, maka pikiran positive itu akan berkembang ke alam semesta dan akan mendatangkan hal hal positive ke sumber nya (orang yang menaburnya).
Sebaliknya, pikiran yang negative akan mendatangkan hal hal negative juga. LOA ini seakan akan memudahkan hidup manusia, bukan? Lontarkan hal positive, kita bisa memperoleh hal hal yang positive! Tapi ada tantangannya: bagaimana mengendalikan diri (pikiran dan emosi) supaya mampu memancarkan hal hal yang baik ke alam semesta.
Vibrasi Emosi
Hidup ini memang penuh dengan hal hal yang tidak kasat mata. Ternyata bukan hanya hal hal mekanik dan suara yang bisa bervibrasi. Tapi emosi juga bisa. Ketika hati merasa gembira yang tergambarkan dari sikap, wajah, suara, maka suasana itu akan bervibrasi ke sekitarnya. Orang orang di sekitarnya akan merasakan hal yang sama: gembira.
Tidak hanya sampai di situ. Kegembiraan orang di sekitar kita juga akan mengirimkan vibrasi ke sekitarnya, tentunya termasuk kita sendiri. Di situlah sumber vibrasi menerima kembali vibrasi emosinya.
Sebaliknya, ketika rasa marah, benci yang dialami seseorang, hal itu akan menyebarkan vibrasi negative ke lingkungan di sekitarnya.
Hidup ini sesungguhnya indah, asalkan setiap orang mampu mengendalikan emosinya dengan baik.
Beberapa contoh kasus di mana penabur menuai sendiri akibat dari perbuatannya. Dan juga kasus di mana orang lain yang menuai akibat dari perbuatan dari si penabur.
- Orang yang menyebarkan fitnah, membuat orang lain susah. Tapi si tukang fitnah malah hidup tenang tenang saja. Benar kah demikian? Kiranya tidak begitu, karena si tukang fitnah akan menerima balasannya di kemudian hari. Entah dari yang difitnah, atau dari Yang Maha Kuasa. Entah di dunia, entah di akhirat….
- Mobil tua mengobral asap hitam, pengendara lain dan orang di sekitarnya yang menderita gangguan pernafasan. Kalau ada razia uji emisi baru pengendara nya dikenai hukuman.
- Orangtua yang berbuat banyak kebaikan buat orang miskin, maka anak anaknya memperoleh kemudahan dalam kehidupannya. Percaya atau tidak, itulah kenyataan yang ada. Orang tua menabur, anak anaknya menuai. Bagaimana dengan orangtua nya sendiri? Mereka tentunya juga menuai rezeki dan kebahagiaan sendiri. Dari contoh ini, bisa terjadi satu orang menabur, banyak orang menuai hasilnya.
Jadi, ungkapan “Siapa yang menabur, dia yang menuai” pada dasarnya benar.
Tapi pada kenyataannya, penabur dan penuai tidak selalu sama orang nya…..
Rasanya tidak adil. Tapi itulah yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Keadilan seringkali tersembunyi di balik kekuasaan.
Salam Relative-Contradictive,
Eka Wartana
Founder, Master Trainer, The MindWeb Way of Thinking
Professional Licensed Trainer, MWS International
Author: Relative-Contradictive, Berpikir Tanpa Mikir, To Think Without Thinking, MindWeb
Over 30 years of experience in various managerial positions
Website: www.mindwebway.com
#mindwebway #mindweb #berpikirtanpamikir #ekawartana #relativecontradictive #karyaanakbangsa #interconnection #taburtuai #karma