KENDALIKAN SITUASI DENGAN AKSI

Eka Wartana 09/01/2025 0
KENDALIKAN SITUASI DENGAN AKSI

Oleh: Eka Wartana

Dalam situasi tertentu, ada orang yang ber-‘aksi’. Ada juga yang tidak bereaksi apalagi beraksi.

Banyak yangtidak menyadari bahwa aksi tertentu mampu menciptakan ataupun mengubah situasi.

Contohnya. Dalam situasi sulit, dengan daya beli yang rendah, ada dua macam sikap orang: berbuat sesuatu (aksi) untuk mengatasi kebutuhan sehari-hari, dan ada pula orang yang tidak berbuat ‘aksi’ apa pun, hanya pasrah dan berharap belas kasihan orang lain.

Situasi tertentu memerlukan aksi tertentu. Namun tidak semua aksi memerlukan reaksi. Ketika ada orang yang marah marah, lebih baik tidak bereaksi. Aksi yang salah bisa mengubah situasi menjadi lebih parah. Orang yang emosional bertindak di luar akal sehat. Membunuh pun dilakukannya tanpa menyadari akibat dari tindakannya.

Contoh nyatanya. Peristiwa dibunuhnya pengusaha rental mobil yang ditembak mati oleh seorang oknum militer. Aksi emosi oknum itu telah mengubah situasi, baik di masyarakat, maupun keluarga korban, dan instansi militer tempat oknum tersebut bertugas. Kejadian itu telah mengubah image umum terhadap instansinya.

Pertanyaan: Aksi apa yang akan Rekan Rekan lakukan di tahun 2025 ini supaya bisa menciptakan situasi yang lebih baik, datangnya rezeki yang banyak. Atau paling tidak untuk mampu mencukupi kebutuhan hidup di tahun ini dan di masa mendatang?

Sebagian aksi yang direncanakan di tahun ini mungkin sudah terlambat. Tapi lebih baik terlambat dari pada terhambat. Tapi terlambat bisa menjadi sangat mahal. Mempersiapkan diri untuk menghadapi bulan bulan mendatang di tahun ini tidaklah terlambat. Jadi, just do it!

Berbagi pengalaman sedikit boleh ya? Ketika masih bekerja dulu saya sudah membayangkan bagaimana kehidupan saya setelah pensiun nanti. Beruntung ada uang pensiun. Kalau dana pensiun sudah habis? Bergantung kepada anak anak? Sebisa mungkin saya menghindari hal ini. Setiap orang harus mampu mandiri di hari tuanya. Anak anak sudah menghadapi tantangan sendiri untuk membangun masa depan mereka.

Jadi, saya bekerja sangat serius, selalu meningkatkan kompetensi. Saya memegang prinsip:”Everything I do, I do it for the BEST”. Saya melakukan segala sesuatunya  dengan cara terbaik, tidak tergantung dari apresiasi ataupun pengakuan boss. Maka, setelah pensiun pun saya masih bisa mendapat pekerjaan di Perusahaan lain dan memperoleh penghasilan sebagai Trainer.

Selain itu, saya juga mencari peluang lain tanpa mengganggu pekerjaan. Ternyata Tuhan membukakan pintu rezeki melalui bisnis property istri yang ditekuninya mulai 8 thn jelang saya pensiun.

Itu adalah satu contoh dari Problem Preventing. Ini jauh lebih baik daripada problem solving.

Supaya bisa membantu rekan rekan lain dalam mencegah masalah (tentunya sebelum masalahnya timbul), saya mengembangkan materi training: Problem Preventing. Naskah bukunya juga sudah ada. Tapi karena adanya perubahan persyaratan dari penerbit, naskah bukunya belum saya proses ke penerbit. Situasi ekonomi yang tidak kondusif membuat penerbit pun mengubah ‘aksi’ nya….

Dalam kenyataan hidup, selain adanya ‘aksi’ yang menentukan terjadinya ‘situasi’ ada satu factor penting lainnya. Apa itu? Timing (Waktu).

Untuk mencegah situasi yang tidak diinginkan atau mencapai situasi yang diidamkan, diperlukan aksi nyata pada waktu yang tepat.

Merasa nyaman berada di comfort zone, tanpa melakukan aksi apa apa akan mengarah ke situasi yang tidak diinginkan. Semua yang dirasakan comfort bisa berubah menjadi uncomfort. Lebih baik melakukan aksi aksi untuk mencari zona zona nyaman lain, yang lebih baik….

Bagaimana menghadapi tahun 2025?

Saran dari Zig Ziglar:”Expect the best. Prepare for the worse

Expecting the best” membangun positive mindset. Ini sikap optimis yang sangat penting dalam menghadapi 2025.

Sementara “Preparing for the worst” melengkapi diri dengan resilience and adaptability, ketahanan dan adaptasi terhadap perubahan. Selalu akan ada tantangan tantangan yang bisa muncul di masa depan.

Jangan pula lupa akan saran dari Stephen Covey dengan satu dari 7 Habits nya:”Be Proactive!” Jangan menunggu aksi, baru bereaksi!

Salam Problem-Preventing,

 Eka Wartana

Founder, Master Trainer, The MindWeb Way of Thinking

Professional Licensed Trainer, MWS International

Author: Relative-Contradictive, Berpikir Tanpa Mikir, To Think Without Thinking, MindWeb

Over 30 years of experience in various managerial positions

Website: www.mindwebway.com

#mindwebway #mindweb #berpikirtanpamikir #ekawartana #relativecontradictive #karyaanakbangsa #interconnection #problempreventing #situasidanaksi #doyourbest #expectthebestpreparefortheworst

Leave A Response »