Oleh: Eka Wartana
Sesungguhnya, tidak ada itu teori komunikasi ala Simon & Garfunkel.
Yang ada itu adalah cara komunikasi yang tersembunyi di dalam lagu mereka yang sangat terkenal yaitu:”Suara Keheningan” alias “The Sound of Silence”.
Ada dua kalimat dalam lagu itu yang sangat bermakna dalam komunikasi, yaitu:
“People talking without speaking”
“People hearing without listening”
Talking and Speaking
Diterjemahkan secara bebas, ‘talk’ bisa dikatakan omong omong (omon-omon?) saja. Yang dikenal orang: NATO, No Action, Talk Only itu terjadi karena memang ‘talk’ yang tidak bermakna, yang tidak diperhatikan orang, berbentuk ‘suara’ saja. Karenanya, tidak ada action yang mengikutinya.
‘Speak’ lebih ke arah berbicara sesuatu yang bermakna, lebih bersifat formal. Orang yang berbicara ini disebut ‘speaker’, pembicara. Belum pernah dengan istilah ‘talker’ untuk pembicara di publik….
Hearing and Listening
Kalau tadi ada istilah NATO, ada lagi istilah lainnya: NAHO, No Action Hearing Only….(yang ini datang dari pikiran iseng saya aja….)
Dua kata yang berbeda makna: mendengar dan mendengarkan. Namun keduanya memiliki objek yang sama yaitu suara.
Mendengar, focus pada suara, bunyi, baik yang bermakna maupun tidak. Sering kali dipakai untuk menikmati, bukan untuk berkomunikasi. Sekedar memanfaatkan Panca Indera tanpa menyadari manfaat dari apa yang didengarnya.
Mendengarkan, menyimak apa yang tersirat dalam ‘suara’ yang didengarkan. Kemudian diolah di pikiran untuk dimengerti. Selanjutnya ada proses menanggapi apa yang telah didengarkannya.
Bisa kita simpulkan seperti ini ya:
Orang yang ‘talking’ ditanggapi dengan ‘hearing’.
Orang yang ‘speaking’ ditanggapi dengan ‘listening’.
Menarik melihat perdebatan para politisi di TV, bagaimana politisi yang non stop berbicara (talk and talk) tanpa mau hearing, apalagi listening! Kalau situasi sudah memanas maka mereka tidak lagi ‘talking’, tapi ‘shouting’(berteriak) sekaligus ‘shooting’ (‘menembak’, menyudutkan) lawan politiknya.
Yang mereka lontarkan bukan lagi kata kata biasa tapi cacian, makian, ancaman. Bahkan terkadang diikuti suara (sound) yang lain: gebrakan meja, bak bik buk…..
Di saat kepepet gak bisa melawan, dan emosinya terpancing, maka yang dipakai bukan lagi bahasa biasa tapi langsung pakai ‘fist language’ ….beradu tinju! Kalau sudah begitu, yang menang siapa ya? Ya, penonton!
Komunikasi yang baik tentunya yang dua arah. Yang satu mendengarkan ketika yang lain berbicara. Begitu pula sebaliknya.
Ada hal yang penting dalam komunikasi, terutama untuk orang sales. Mereka perlu mengorek informasi tentang pelanggannya, tentang kebutuhannya, tentang rencana pembeliannya, anggarannya, dll. Mereka bisa memperoleh informasi informasi itu melalui probing questions. Semua informasi itu bermanfaat untuk mengatur strategi bagaimana meyakinkan pelanggan menempatkan pesanan.
Probing questions akan sia sia jika tidak diikuti oleh yang satu ini: listening, mendengarkan dengan seksama. Hindari argumentasi, dan bersikap persuasi menyesuaikan dengan ‘irama tarian’ customer. Terakhir, baru arahkan ke point point yang meyakinkan customer memilih produk kita.
Keahlian lain yang diperlukan dari seorang sales force adalah melihat yang tak terlihat, mendengar yang tak terdengar. Perhatikan bukan hanya apa yang tersurat, tapi juga yang tersirat. Beberapa hal yang bisa membantu sales force dalam hal ini: memperhatikan body language customer, nada dan irama suara customer, hal hal apa yang menarik perhatian mereka.
Mendengar yang tidak terdengar itulah pesan dari Simon & Garfunkel:
Dengarkanlah suara keheningan “The Sound of Silence”
Salam Relative-Contradictive,
Eka Wartana
Founder, Master Trainer, The MindWeb Way of Thinking
Professional Licensed Trainer, MWS International
Author: Relative-Contradictive, Berpikir Tanpa Mikir, To Think Without Thinking, MindWeb
Over 30 years-experience in various managerial positions
Website: www.mindwebway.com
#mindwebway #mindweb #berpikirtanpamikir #ekawartana #relativecontradictive #karyaanakbangsa #interconnection #komunikasi #soundof silence #probing #talkingwithoutspeaking #hearingwithoutlistening
Wowww…luar biasa point2 yg dihighlight dalam artikel ini pak Eka. Saya suka cara pak Eka mengangkat topik ini dimulai dr angle lagu Simon & Garfunkel yg kebetulan juga salah 1 lagu favorit saya.
People talking without speaking
People hearing without listening
Reminder yg sangat bagus utk kita semua. Terima kasih pak Eka sudah menghighlight hal ini dan juga tambahan tips utk lebih efektif lagi dalam berkomunikasi.
Bravo, pak Eka….!! 👌👌👌
Thank you so much Bu Nana untuk komentarnya yang tulus.
Memang masih banyak orang yang tidak sadar dalam berkomunikasi, lupa membedakan mana yang mendengar, mana yang mendengarkan. Yang kurang menarik cuma didengar, yang menguntungkan buat dia baru didengarkan. Demikian juga dalam berbicara, ada yang asal ngoceh tanpa peduli lawan bicaranya. Semoga artikel itu bisa menyadarkan orang untuk berkomunikasi dengan lebih ‘manusiawi’