Oleh: Eka Wartana
Ini bukan tentang PilPres ya……
Banyak orang yang yakin bahwa nasib tidak dapat diubah. Untuk masa lalu, yang sudah terjadi, memang benar tidak bisa diubah lagi. Tapi untuk masa mendatang sesungguhnya, nasib itu bisa diarahkan. Semuanya tergantung pilihan dan tingkat keyakinan seseorang.
Masak sih?
Boleh ya saya kasih contoh sederhana tentang pilihan dan nasib. Ini adalah pengalaman nyata yang saya alami sendiri.
Ketika lulus dari Fak Teknik UI, saya diterima di Stanvac dan di Trakindo. Saya harus menentukan pilihan, mau yang mana….
Bersyukur sekali saya bisa memilih tempat kerja sementara saat itu sulit mencari pekerjaan…. Ini kah jalan nasib saya? Tapi itu baru awal dari nasib saja.
Dilemma.
Pilihan seringkali bertemu dengan dilemma. Masing masing pilihan memiliki kekurangan dan kelebihan masing masing.
Kalau saya memilih Stanvac, masa depan pasti bagus secara financial. Kompensasi si Perusahaan minyak pada umumnya sangat baik. Tapi, lokasi kerjanya di Pendopo atau Lirik.
Di situ, anak anak karyawan yang sudah lulus SMA langsung pindah ke kota besar untuk kuliah. Problem yang saya antisipasi: sulit nemu jodoh! Ha ha ha. Ini rupanya bentuk pilihan dalam decision making untuk problem preventing.
Akhirnya saya memilih Trakindo, dealer alat alat berat Caterpillar. Saya ditempatkan sebagai Kepala Cabang di Padang. Nasib mengarahkan saya ke ranah Minang. Di situ lah Nasib mempertemukan dengan gadis Minang yang akhirnya menjadi istri saya.
Pilihan saya menikah dengan pacar (serius) ke 3 ini dan menolak yang sebelumnya telah menentukan Nasib saya. Ternyata istri saya ini selain pintar masak, sangat baik melayani suami, juga pintar mengelola dan mencari duit dari investasi properti.
Faktor “Luck” (Keberuntungan)
Sepertinya, ada factor lain yang memengaruhi Nasib seseorang, yaitu keberuntungan (luck). Dan factor keberuntungan itu sendiri dipengaruhi oleh dua factor lain: Persiapan dan Kesempatan.
Ini sesuai dengan kata Seneca, filsuf Roma:
“Luck is what happens when preparation meets opportunity.” (Seneca)
Persiapan adalah satu bentuk dari problem preventing. Dengan mempersiapkan diri, maka ketika muncul kesempatan, keberuntungan (kesempatan, rezeki) bisa diperoleh. Sebaliknya kalau tidak siap, maka keberuntungan akan berlalu begitu saja.
Jadi, persiapan mencegah masalah berupa hilangnya kesempatan.
Kesimpulan
Kunci dari Nasib: menentukan pilihan yang tepat.
Jangan hanya menyerah pada Nasib. Buatlah pilihan dan bangkit!
Kompetensi yang diperlukan: decision making dan problem preventing.
Kalau sudah terlanjur menerima nasib yang bermasalah, mereka memerlukan problem solving tentunya.
Dengan Problem Preventing, terjadinya masalah akan bisa dicegah.
Salam Problem Preventing,
Eka Wartana
Author:
Relative-Contradictive dalam Profesi, (pesan buku via WA ke: 081281811999)
Berpikir Tanpa Mikir – Terobosan Cara Berpikir,
To Think Without Thinking – A Thinking Breakthrough,
MindWeb-A New Way of Thinking.
Founder and Master Trainer:
The MindWeb Way of Thinking
Problem-Preventing, The Advanced Competency – The MindWeb Way
#relativecontradictive #problempreventing #tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #ekawartana #karyaanakbangsa #aslikaryaindonesia #mindweb #pilihan #nasib #kompetensi #decisionmaking #luck #preparationandopportunity