Konsekuensi Suka Sembunyi

Eka Wartana 27/06/2023 7
Konsekuensi Suka Sembunyi

Oleh: Eka Wartana

Problem Preventing Series

“Sesal kemudian, tidak berguna”, sudah sering kita dengar. Penyesalan selalu datangnya belakangan. Kalau datangnya duluan itu voorijder namanya…. (bhs Belanda: motor/mobil pengawal iringan paling depan)

Penyesalan muncul akibat dari sesuatu yang dilakukan ataupun yang tidak dilakukan.(yang seharusnya dilakukan). Kuncinya: tidak memikirkan konsekuensi dari apa yang dilakukan atau tidak dilakukan.

Kenapa ya konsekuensi, akibat dari suatu perbuatan itu seringkali tersembunyi?

Ada berbagai hal yang menjadi penyebabnya:

  • Nafsu. Fokusnya hanya pada rasa enaknya. Akibatnya, itu urusan belakangan.
  • Emosi. Dengan emosi yang tinggi, logikanya terbenam. Keputusannya menjadi jauh dari logis. ‘Sumbu’ emosinya pendek.
  • Ambisi. Silau dengan apa yang sangat ingin dicapainya. Cara apapun dihalalkannya. ‘Hoax’ pun dianggapnya halal. Orang itu lupa memperhitungkan konsekuensi dari ambisi yang tidak terkendali.

 Pikirannya ‘diselimuti’ oleh hal hal itu, sehingga konsekuensinya menjadi tersembunyi.

Nafsu vs Passion. Nafsu (lust) itu jauh berbeda dengan gairah, semangat (passion) Tapi sering sekali dikaburkan. Passion adalah modal untuk hasil yang positive sedangkan lust sebaliknya, lebih sering negative.

Sukses tercapai karena kuatnya passion. Kehamilan terjadi karena tingginya nafsu (lust), membutakan logika.

Emosi vs Logika. Emosi yang tidak terkendali membuat seseorang mengorbankan orang lain dan sekaligus menjadikan dirinya sebagai korban dari situasi yang dihadapinya. Setiap orang perlu meningkatkan kecerdasan emosionalnya untuk mampu menyadari emosi dirinya dan mengenali emosi orang lain.

Ambisi vs Prestasi. Ambisi itu bagus sebagai pendorong untuk berprestasi. Hanya saja tetap perlu melihat batasan batasan yang ada, seperti: kemampuan, norma norma, values. Ada orang yang saking berambisinya, tega mendongkel koleganya, bahkan atasannya. Sebaiknya ambisi diikuti dengan prestasi

Untuk mencegah terjadinya keputusan blunder, kita perlu mengungkap selimut yang menutupi konsekuensi dari apa yang kita lakukan. Caranya? Dengan meningkatkan consequential thinking competency, kemampuan untuk melihat konsekuensi dari apa yang dilakukan atau tidak dilakukan.

Memperhitungkan konsekuensi dari setiap tindakan adalah salah satu dari lima factor untuk meningkatkan Problem Preventing Competency.

Apa saja ke 5 faktor tersebut dan bagaimana proses dari Problem Preventing itu? Bagaimana Problem Preventing competency bisa banyak menghemat biaya, waktu, energi? Apa bedanya Problem Preventing dengan Problem Solving?

Semuanya dibahas dalam pelatihan Problem Preventing.

Bagi yang berminat memperdalam kemampuan mencegah terjadinya masalah, bisa menghubungi: Rian Devara  081280009528 (WA)

Salam Problem-Preventing,

Eka Wartana

Author:

Relative-Contradictive dalam Profesi, (pesan buku via WA ke: 081281811999)

Berpikir Tanpa Mikir – Terobosan Cara Berpikir,

To Think Without Thinking – A Thinking Breakthrough,

MindWeb-A New Way of Thinking.

Founder and Master Trainer:

The MindWeb Way of Thinking

Problem-Preventing, The Advanced Competency – The MindWeb Way

#relativecontradictive #problempreventing #tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #karyaanakbangsa #aslikaryaindonesia #mindweb #konsekuensi #consequentialthinking #blunder

7 Comments »

  1. Nana 28/06/2023 at 5:15 pm - Reply

    Pak Eka,
    Terima kasih banyak telah share “intipan” dari Problem-Preventing programnya. Sangat yakin akan banyak belajar dari bapak melalui program ini.

    Sukses selalu utk pak Eka 🙏🙏🙏

    • Eka Wartana 29/06/2023 at 7:08 am - Reply

      Dear Bu Nana, thank you so much for your continuous support.
      Have a great holiday, Bu Nana

    • Eka Wartana 29/06/2023 at 7:10 am - Reply

      Iya, Bu Nana, selama ini kebanyakan orang terfokus pada problem solving saja.
      Padahal Problem Preventing bisa menghemat banyak sekali, baik biaya, tenaga dan waktu.
      Belum lagi dampak lainnya seperti stress yang diakibatkannya, dampaknya ke produksi dan kepuasan pelanggan…
      Thanks, Bu Nana

  2. Erna Kusuma 28/06/2023 at 8:26 pm - Reply

    Selalu ada hal baru dalam setiap bukunya. Luarbiasa, Pak Eka
    Sukses dan terimakasih Pak Eka

    • Eka Wartana 29/06/2023 at 7:12 am - Reply

      Iya, Bu Erna, saya selalu berusaha mencari hal hal yang baru atau melihat sesuatu dari sudut pandang yang lain.
      Kalau hanya mengutip karya orang lain, rasanya kk kurang puas ya.
      Sebisa mungkin menghasilkan karya sendiri. Trims, Bu Erna untuk komentarnya.

  3. Finny 29/06/2023 at 6:01 am - Reply

    Selamat pagi Pak Eka…
    Sungguh luar biasa ulasannya. Sukses terus ya Pak Eka…. 🙏🙏😁😁

    • Eka Wartana 29/06/2023 at 7:13 am - Reply

      Selamat pagi Bu Finny…. Wah, pagi pagi dapat pujian…You make my day, Bu Finny….
      Terima kasih untuk dukungan dan doanya ya, Bu Finny
      Selamat berlibur….

Leave A Response »