Oleh: Eka Wartana
Ada orang yang berhasil dalam meningkatkan karier. Ada yang gagal.
Apa yang membedakan keduanya?
Modal yang ini nih, tidak cukup kuat:
- Kepintaran. Banyak orang pintar yang gagal. Kenapa? Karena dia hanya focus pada dirinya. Dia tidak peduli dengan orang lain. Dia suka pamer kepintarannya, demi prestise melalui prestasinya.
- Kesabaran. Banyak orang sabar yang gagal. Kenapa? Karena sabarnya keterlaluan. Terlalu banyak mengalah, terlalu banyak memakai perasaannya.
- Keingintahuan (curiosity). Ingin tahu akan hal hal baru itu bagus tentunya. Tapi ingin tahu akan urusan orang lain, itu bisa mengganjal kemajuan kariernya. Kepo, gelar yang disandangnya.
- Jabatan. Orang mengincar jabatan, boleh boleh aja. Hanya mengandalkan jabatan saja, tidak cukup baik untuk perkembangan karier seseorang. Tanpa mengembangkan diri, dia bisa berada di posisi yang sama terus, kalau saja tidak dipecat karena performanya segitu segitu aja.
Penyebab karier terhambat:
- Cepat merasa puas. Tetaplah bersyukur atas pencapaian sejauh ini. Tapi jangan cepat berpuas diri. ‘Zona nyaman’nya jangan dibuat permanen. Zona nyaman yang sudah dicapai jangan ditinggalkan. Tetap dinikmati, tapi terus menerus mencari zona nyaman yang baru, yang lebih baik.
- Terjebak rutinitas. Orang yang mau maju, perlu merasa bosan! Kalau menjalani hal yang biasa biasa saja, kita tidak berbeda dengan competitor, kalau tidak lebih rendah. Jebakan rutinitas membuat pikirannya tidak terbuka untuk mencari terobosan. Hendaknya selalu mencari cara-cara baru yang lebih efektif dan efisien, yang lebih cepat dan lebih bermutu, kalau mau karier berkembang.
- Menjadi ‘Yes-man’. Semua kata boss dianggap benar dan dijalankan. Mungkin kariernya bisa meningkat, tapi hanya sementara dengan prestasi yang palsu. Kalau atasan salah, perlu dikoreksi. Tapi dengan cara yang santun. Sebaliknya jangan pula menjadi ‘No-man’ selalu membantah boss.
- Menjauhi atasan. Karena khawatir dibilang penjilat, dia menjauh dari atasan. Dia dikendalikan oleh komentar teman temannya. Komunikasi dengan atasan itu penting, asal dilakukan dengan professional, bukan dengan cara-cara dan tujuan personal. Tanpa komunikasi dengan atasan, prestasi kita tidak terlihat dan kita tidak memperoleh serapan ilmu dari atasan.
- Tidak menambah ilmu dan pengetahuan baru. Merasa puas dengan apa yang sudah diketahui saat ini, padahal itu akan kedaluarsa, cepat atau lambat. Umur boleh bertambah, tapi ilmu, pengetahuan, keterampilan baru juga perlu bertambah. Usia boleh bertambah tua, tapi isi otak harus selalu di upgrade supaya tetap uptodate.
Sebelum karier stagnan, marilah mulai berubah dengan menyingkirkan semua penghambat karier kita. Jangan menunggu problem datang, baru bereaksi. Tapi selesaikan masalah sebelum terjadi….. Kok bisa?
Itulah kunci dari Problem Preventing……
Bukan hanya jalan yang bebas hambatan. Karier pun bisa dibuat bebas hambatan.
Ayo kita jalani karier yang bebas hambatan!
Salam Problem Preventing,
Eka Wartana
Trainer: Problem Preventing Training (new module, new approach)
When you need this training, you may contact: 081281811999
Founder The MindWeb Way of Thinking (Berpikir Tanpa Mikir)
Author: Relative-Contradictive dalam Profesi, To Think Without Thinking
#tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #mindwebway #mindweb #karyaanakbangsa #karyaorisinal #ekawartana #trainer #relativecontradictive #problempreventing #mengembangkankarier #penghambatkarier