Oleh: Eka Wartana
Makan keroyokan dalam istilah Minangkabau disebut bajamba, makan bersama dari satu tempayan besar. Tradisi ini sudah berjalan sejak zaman baheula.
Ada beberapa suku bangsa yang juga mempunyai kebiasaan makan ramai ramai dari satu tempayan besar dan minum bergantian dari wadah yang sama. Cara ini dimaksudkan untuk mempererat persaudaraan. Tujuannya memang baik.
Di zaman sekarang, anak anak muda juga gemar makan, minum dari wadah yang sama. Itu dimaksudkan untuk menunjukkan kebersamaan. Orang yang tidak mau ikut melakukannya dianggap kurang gaul, kurang kompak.
Tidak mengherankan kalau kebiasaan itu membuat penyakit yang diakibatkan oleh bakteri dan virus menyebar pesat. (hepatitis, TBC, flu dan penyakit penyakit lainnya. Belum lagi Covid-19!)
Sebetulnya sejak lama hepatitis sudah berkembang pesat. Baru belakangan ini disadari akan bahayanya, setelah korban korban berjatuhan. Dengan makan dari piring, sendok yang sama, minum dari botol yang sama, mereka itu kompak bukan hanya dalam pergaulan, tapi juga kompak dalam mengembangkan penyakit.
Banyak yang tidak tahu akibatnya. Tahu tahu kalau dia sudah mengidap penyakitnya. Tapi ada juga yang tahu tapi tidak mau tahu dengan akibatnya. Bahkan tidak sedikit orang yang sudah sakit, tidak peduli kalau teman temannya bisa tertular penyakitnya.
Di zaman dulu kemungkinan kebiasaan ‘bajamba’ itu dilakukan karena keterbatasan sarana makan termasuk piring. Juga demi kebersamaan. Ketika itu mungkin jenis penyakit belum sebanyak sekarang?
Masih perlukah kebiasaan itu diteruskan?
Pembelajarannya:
Zaman sudah berubah. Kita perlu mengubah gaya hidup kita menjadi lebih sehat. Ataukah kita mau mempertahankan kekompakan dengan mengorbankan kesehatan bersama?
Sebaiknya setiap orang makan dari piring sendiri, dengan sendok sendiri serta minum dari gelas, botol sendiri. Ini demi kebaikan semua orang. Jangan dibiarkan label ‘tidak kompak’ sampai mengorbankan kesehatan yang bukan hanya berbiaya mahal, tapi juga sangat mengganggu kehidupan dan karier seseorang.
Penyakit adalah masalah. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya masalah (problem preventing) adalah dengan menghentikan kebiasaan yang memudahkan penularan penyakitnya
Mari kita ubah gaya hidup kita untuk menghindari penyebaran penyakit menular dengan memakai sarana makan, minum sendiri sendiri.
Oh, iya ada satu lagi penyumbang penyebaran hepatitis dan penyakit lainnya, yaitu berciuman lewat bibir……
Sumber:
Naskah buku Relative-Contradictive dalam Kehidupan oleh Eka Wartana.
Salam Problem-Preventing,
Eka Wartana
Founder, Master Trainer: The MindWeb Way of Thinking.
Author: To Think Without Thinking (in English), Berpikir Tanpa Mikir, MindWeb (Indonesia & English Edition).
Professional Licensed Trainer (MWS International)
Over 33 years of experience in various managerial positions in well-known companies.
#tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #mindwebway #mindweb #karyaanakbangsa #ekawartana #relativecontradictive #bajamba #makankeroyokan #hepatitis #penyakitmenular