Oleh: Eka Wartana
Emosi dan ego seringkali dominan dalam diri seorang leader. Akal sehat tersisihkan oleh kedua “E” tersebut. Akal sehat pulalah yang mampu mengendalikannya. Ini kisah nyata yang saya alami sendiri.
Para karyawan terkejut ketika saya mempromosikan seorang mekanik menjadi kepala seksi Field Service. Masalahnya, mereka tahu bahwa si mekanik tidak suka dengan Kepala Cabangnya, saya sendiri.
Kenapa saya promosi dia?
- Hasil kerjanya bagus, efektif dan efisien
- Dia tidak memperlambat pekerjaan di lapangan demi tambahan uang harian
- Problem solving-nya bagus
- Memiliki self-discipline yang baik
Perasaan suka dan tidak suka adalah hak setiap individu. Mengembangkan bawahan adalah kewajiban leader.
Pembelajarannya:
Banyak karyawan bagus yang macet kariernya atau resign karena sikap atasan yang mengambil keputusan emosional. Seorang leader perlu menyadari tugasnya untuk mencapai tujuan perusahaan, bukan mempertahankan egonya.
Leader perlu memiliki kemampuan untuk mengendalikan 2E-nya supaya mampu mengambil keputusan yang bijaksana. Caranya: menjaga keseimbangan emosi dan rasionya.
Salam Relative-Contradictive,
Eka Wartana
Penulis Buku Relative-Contradictive, Berpikir Tanpa Mikir, To Think Without Thinking, MindWeb
Founder, Master Trainer The MindWeb Way of Thinking
Contact no: WA 081281811999
#relativecontradictive #berpikirtanpamikir #mindwebway #ekawartana