Anarkis
Oleh: Eka Wartana
Ketika mendengar kata anarkis, kok langsung terlintas kata ‘kasarin’. Kandungan hurufnya sama, hanya susunannya saja yang berbeda. Anehnya, kok maknanya saling berhubungan (terinterkoneksi). Biasanya orang yang berlaku anarkis, juga bersikap kasar. Mereka suka mengasarin orang lain.
Setelah muncul kata ‘kasarin’, eh muncul laagi kata ‘Kisaran’, Ibu Kota Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Begitulah jalan pikiran interkoneksi ala MindWeb, hal hal terhubung muncul begitu saja, tanpa mikir…..
Kenapa ya orang bisa bersikap anarkis? Ada beberapa alasan kiranya, a.l.:
- Melampiaskan emosi, amarah, dendam. (Dalam pikirannya: daripada jadi manusia beku tanpa emosi, mendingan dengan emosi dapat doku….)
- Pengaruh alkohol yang membuat dia mabuk, tak sadar apa yang dilakukannya. (Beraninya kalau lagi tidak sadar aja, kalau sadar sesungguhnya dia itu pengecut, yang perlu dipecut)
- Hobi untuk berbuat kerusuhan walau sebagai orang suruhan yang kesurupan.
- Mendapat imbalan, bayaran. (Lumayan….jalanin hobi sambil dapat duit)
- Ingin top via mass media (yang diharapkan famous, terkenal karena hal hal baik, yang didapat notorious, terkenal karena hal hal buruk). Maunya niru demonstran yang akhirnya berlabuh di Senayan, sayangnya dia berlabuh di belakang jeruji besi.
- Gabungan semua yang diatas….. (Bukan hanya kontraktor yang kerja borongan, pelaku anarkis tak mau kalah…..)
Kalau sudah punya alasan seperti itu, para pelaku anarkis tidak peduli lagi akan akibat dari tindakannya, apakah akibat untuk orang lain, masyarakat, negara, bahkan untuk dirinya sendiri. Dia bisa masuk penjara sebagai criminal. Kata ‘dosa’ tidak ada di dalam kamusnya.
Setelah menderita di penjara, dia baru sadar. Tapi sudah terlambat. Dia dibohongi oleh emosinya sendiri…..Yang jongkok aja bisa membohongi dia, apalagi yang berdiri (EQ danIQ nya jongkok, habis itu tiarap).
Itulah pentingnya bagi setiap orang untuk:
- Menjaga keseimbangan antara emosi dan logika (rasio). kalau tidak seimbang, maka hidup kita pun bisa goncang. Emosi tanpa logika itu ngawur, logika tanpa emosi itu tidak manusiawi.
- Hindari alkohol yang mengacaukan baik emosi maupun logika kita. (Kalau tidak mengacaukan emosi dan logika, boleh dong…..? #logikanyeleneh)
- Memperoleh imbalan sih boleh boleh saja, selama tidak merugikan orang lain dan tidak melanggar norma yang ada. Imbalan yang tidak wajar bisa menjadikan diri tumbal. (Korupsi juga terkait dengan imbalan. Adakah korupsi yang tidak merugikan…? Ada, tidak merugikan si pemberi dan si penerima…kalau tidak ketahuan…..)
- Mau menjadi terkenal juga tidak masalah,asal yang famous, bukan notorious. Lebih baik terkenal menjadi preman atau bandit (palsu) dalam film daripada menjadi bandit benaran (asli). (Terkadang yang palsu itu lebih indah dari aslinya ya….? #komentartanpanalartapiadabenarnya)
Kesimpulannya: Semua yang anarkis perlu dikikis…..
Setujukah teman teman…..?
Salam Berpikir Tanpa Mikir,
Eka Wartana
Professional Licensed Trainer (MWS Int) dengan 33 thn pengalaman managerial.
Founder: The MindWeb Way of Thinking, To Think Without Thinking
Author: To Think Without Thinking (English Edition), Berpikir Tanpa Mikir (Indonesian Edition), MindWeb– A New Way of Thinking (English dan Indonesian)
Website: mindwebway.com, FB: www.facebook.com/eka.wartana.5
IG: www.instagram.com/eka.wartana/
Training, Book Order: eka.wartana@mindwebway.com
#tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #mindwebway #mindweb #ekawartana
#trainer #training #emosi #logika #anarkis #eqjongkok #iqjongkok #kasarin #keseimbangan #terkenal #top