Seni menaklukkan asap.
Dikutip dari: naskah buku Berpikir Tanpa Mikir (akan terbit)
“ASAP!” teriak seorang pimpinan. Heran, anak buahnya tidak bergegas mencari sumber asap. Mereka malah terpaku ditempat duduknya masing masing. Itu wajar saja karena ASAP yang dimaksud adalah tindakan yang harus dilakukan secepatnya alias As Soon As Possible.
Yang kita bahas disini adalah jenis asap yang lain yang menjadi komoditas ekspor Indonesia ke negara-negara tetangga. Ini juga bukan ikan bandeng asap, tapi asap sesungguhnya akibat dari kebakaran (atau ‘pembakaran’?) hutan. Ekspor kita bukan hanya hasil perkebunan dan pertambangan saja rupanya.
Terjadi lagi, terjadi lagi. Kok kebakaran hutan bisa terjadi berulang kali ya? Asap yang sangat mengganggu pandangan mata, langsung menimbulkan masalah bagi penerbangan dan lalu lintas darat. Lebih parah lagi asap mengganggu kesehatan rakyat, terutama di daerah Riau dan sekitarnya. Walau hujan sering turun, kebakaran hutan terus meluas. Aneh ya?
Bencana asap ini membuat orang berpikir tentang bagaimana caranya memadamkan api yang sudah meluas. Berbagai usaha sudah dilakukan mulai dari menyiram api dengan air, baik dari darat maupun dari udara (dengan pesawat terbang damkar, pemadam kebakaran), sampai dengan membuat hujan buatan. Sayang masalahnya tidak terpecahkan juga.
Ada satu cara yang unik, yang sepertinya belum pernah dicoba. Sejauh ini metode ini sudah berhasil menyelamatkan berbagai acara dan upacara sehingga bisa berjalan dengan lancar. Idenya lumayan nyeleneh bin aneh, yang muncul dari keisengan berpikir ala MindWeb. “Kenapa tidak memakai pawang hujan saja?” Disinilah peran inti dari seorang yang dianggap sakti mandraguna. Biasanya masyarakat memakai pawang hujan ketika ada acara acara penting seperti pernikahan, pertandingan olahraga, perhelatan besar, sampai dengan acara kampanye partai politik. Sang pawang hujan konon mampu memindahkan hujan dari daerah disekitar tempat acara kedaerah lain. Acara pun tidak terganggu oleh hujan.
Nah, kalau hujan bisa dialihkan ketempat lain, kenapa tidak melakukan hal yang sebaliknya: mendatangkan hujan dari daerah lainnya? Kenapa orang tidak memakai jasa para pawang hujan untuk mengarahkan hujan ketempat kebakaran? Kumpulkan para pawang hujan, minta mereka memindahkan hujan kedaerah yang tertimpa masalah kebakaran hutan. Maka masalah asap dan kebakaran hutan bisa diatasi, sekaligus mencegah banjir didaerah lainnya. Cukup masuk akal, bukan? Masalahnya, kita percaya atau tidak dengan kemampuan pawang hujan. Untuk membuktikannya, kenapa tidak diuji coba saja?
Hal hal yang terkait disini: Asap, Kebakaran Hutan, Pemadaman, Air, Acara (memakai pawang hujan), Pawang Hujan, Hujan, Banjir.
Salam MindWeb, Eka Wartana