Keadilan Itu Relative ?
Oleh: Eka Wartana
Adilkah sekiranya:
Gaji karyawan sama semua, terlepas dari pangkat dan jabatannya?
Nilai kenaikan gajinya sama semua…..
Persentase kenaikan gajinya sama semua…
Pangkat dan jabatan semua karyawan sama….
Dari satu sisi kelihatannya adil ya? Perusahaan tidak membeda-bedakan karyawannya. Tapi apa iya itu adil…..? Orang yang tanggung jawabnya besar atau kecil, dibayar sama….? Orang yang performanya bagus atau jelek, kenaikan gajinya sama? Semua orang jabatannya sama, sehingga tidak ada struktur organisasi. Semua orang menjadi atasan sekaligus bawahan, Apa jadinya organisasi seperti itu…..? (Apa nanti kata DPRD, tak ada Ketua, tak ada Wakil Ketua…..? Orang kita memang hebat ya, mampu menemukan UPS terkecil didunia…yang diberi nama USB….. Ssssst, ini off the record yang on-air ya, jangan bilang-bilang pemirsa….).
Orang yang melakukan pembunuhan dihukum mati (nyawa dibayar nyawa). Padahal ada yang memang merencanakan pembunuhan, ada yang membela diri dari pembunuhan atau perkosaan. Adilkah kalau semuanya dihukum mati? Kalau tidak semua dihukum mati, berarti ada tebang pilih….? (Beruntunglah di Petrus, PEnembak minsTeRiUS ya, dan para penculik yang gak ketahuan ya…..cuman terbelenggu dosa aja, tidak terbelenggu borgol….).
Para tahanan memperoleh kesempatan untuk menerima remisi dan grasi. Bagaimana dengan tahanan kasus narkoba, korupsi, terorisme, haruskah mereka dibedakan dengan tahanan lainnya? Adilkah kalau pengedar narkoba yang menyebabkan terbunuhnya banyak orang diberikan keringanan hukuman? Adilkah koruptor yang telah menggelapkan uang rakyat dibiarkan bebas sebelum waktunya? Tapi disisi lain, adilkah anak anak dan istri koruptor menderita karena kepala keluarganya in-de-kost di rumah pordeo…..? (Heran banget ya, kok ada pejabat yang mau memberikan remisi bagi para koruptor…..? Dia mau mencoba menjadikan keadilan itu sesuatu yang absolut! Apakah ada relevansinya antara remisi dan komisi….? Antara grasi dan “sesuatu” untuk mengisi garasinya?).
Salahkah pejabat yang melakukan Kolusi dan Nepotisme? Bukankah asas yang didengung-dengungkan adalah gotong royong, team-work, saling bantu membantu….? Bukankah menerima kakak, adik, ipar, menantu, keponakan untuk mengisi lowongan kerja sesuai dengan religi, mendahulukan membantu orang orang terdekat…..? (Bukankah kolusi adalah biang kerok polusi keadilan, pengadilan dan nepotisme adalah sumber apatisme dan skeptisme masyarakat?)
Nampaknya, keadilan bagi umat manusia sifatnya relative. Buktinya, mereka selalu mengutamakan “relatives’ nya (sanak saudara). Kata relative mengandung kata “rela” dimana suap diterima sambil bertanya:”Rela, ikhlas gak nih….?” Kata relative juga mengandung kata “lativ” yang kalau dibalik menjadi “vital”. Keadilan itu seringkali disamarkan untuk hal hal yang vital (sangat penting).
Diterjemahkan kedalam Bahasa Inggeris pun, keadilan disepelekan: justice (just ice, ah cuman es doang kok…)
Keadilan yang absolute kiranya hanya keadilan dari Tuhan Yang Maha Adil!
Yang lainnya semua keadilan yang relative, demi relatives……..
Salam MindWeb,
Eka Wartana
mindwebway.com