By: Anthony Dio Martin, The Best EQ Trainer Indonesia
Ketika seorang CEO mundur dari jabatannya. Salah satu warisan berharganya adalah pelajaran kehidupannya yang bisa dipetik pula oleh orang lain. Dalam buku ini, Neville Isdell, mantan CEO Coca Cola 2004-2009, mensharingkans secara blak-blakan jatuh bangun yang dialaminya dalam membangun kembali raksasa Coca Cola. Pembelajaran yang berharga!
Dari Acara Bedah Buku…..
Tgl 29 Oktober 2012, saya diajak untuk melakukan acara bedah buku di SmartFM, membahas buku “INSIDE COCA COLA: Cerita Kehidupan Seorang CEO dalam Membangun Brand Paling Terkemuka di Dunia”. Siang itu, saya hadir bersama Mas Rizal Pahlevi (Customer Relations Coordinatornya) Penerbit Erlangga serta Andrew Hallatu (Media Relations Manager) Coca Cola Indonesia.
Nah, inilah soal buku karangan Neville Isdell, mantan CEO Coca Cola yang memimpin antara 2004-2009. Terus terang, buku ini baru saya baca sehari sebelum acara talkshow Bedah Buku ini, karena baru diperoleh. Dalam waktu beberapa jam saja, buku ini habis saya selesaikan dan kesannya? Wow! Sampai-sampai saya mengatakan, “Kalau buku ini dikasih skala 0 sd 10 soal isi dan kualitas kisahnya, maka saya akan memberikan nilai 15!”. Terus terang inilah kisah yang bagus untuk belajar dari hal praktis bagaimana seorang CEO membangun “kembali” kerajaan bisnisnya. Buku wajib baca para praktisi dan kalangan bisnis. Di buku ini kita belajar soal strategic bisnis, soal kepemimpinan dan juga soal…kecerdasan emosional.
Buku ini menarik. Bahkan, yang kasih pengantar di depan, bukanlah orang hebat dan terkenal yang ia pernah ketemu (bahkan Neville Isdell telah beberapa kali bertemu dengan beberapa Presiden di dunia mulai dari Clinton, Bush, Nelson Mandela, Lech Walesa, dll). Namun, yang ia minta tulisannya di kata pengantar adalah….istrinya sendiri. Dan komentar yang menarik soal Neville Isdell menurut istrinya adalah:
Pertama, Sesibuk-sibuknya mengurus Coca Cola, Neville selalu meluangkan waktu berlibur dengan keluarganya setiap tahun. Kedua, waktu turun th 2009, istrinya sempat takut Neville akan mengalami post power syndrome, tapi nyatanya itu dilepas dengan rela. Hal itu ternyata terjawab di dua bab terakhirnya dimana Neville tidak mau mengulang kesalahan yang banyak terjadi di perusahaan sukses dimana CEO-nya sukses, tapi setelah CEO turun, terjadilah malapetaka. Jadi, sebelum turun Neville sudah menyiapkan Muhtar Kent, yang akan jadi penggantinya.
Baru Tahu Lho!
Dalam buku ini ada beberapa fakta soal Coca Cola yang saya baru tahu:
- Ternyata, Coca Cola awalnya dirancang sebagai obat hangover dan pusing, diracik pertama kali di bulan Mei 1886 oleh seorang ahli farmasi, John Pamberton
- Coca Cola dijual di seluruh dunia kecuali: Korea Utara, Kuba sama Myanmar
- Sign board komersil pertama yang menandai dibukanya Rusia setelah Perestroika adalah sign boardnya Coca Cola, dan waktu dipasangpun begitu takutnya kalau sign borad itu akan terlepas
- Hanya beberapa orag yang tahu formula rahasianya Coca Coal, bahkan CEO-nya sendiri pun nggak tahu
5 Lesson from Neville Isdell
1.Pemimpin Harus Paling Yakin
Sewaktu mau dipilih jadi CEO, salah satu pesaingnya adalah mantan CEO General Electric yang terkenal Jack Welch, tapi Isdell memang punya keyakinan yang tinggi berdasarkan pengalaman lapangan. Ia yakin soal kemampuan dirinya. Ia pun sangat yakin dengan produk Coca Cola-nya. Saking yakinnya ia pernah berkata, “Saya punya kepercayaan, ketika Tuhan menciptakan dunia, ia menciptakan Coca Cola nomer satu dan Pepsi nomer dua!”. Terbukti, semangatnya ini sangat membantu memotivasi timnya, tatkala penjualannya kalah dibanding Pepsi atau untu merebut pangsa pasar yang telah diambil oleh Pepsi.
2.Sehebat-hebatnya Brand, Manusialah Penentunya
Berulang kali, Isdell menegaskan bahw yang hebat di Coca Cola bukanlah brand-nya tapi orangnya. Bahkan, supirpun ia hargai. Pernah ia berkata, “Supirpun punya kuping lho”. Makanya, ia pun sangat peduli dengan orang-orang yang berada di gugus paling depan.
3. Pemimpin Harus Turun Ke Bawah
Tatkala curiga soal kecurangan, ia sungguh menelitinya. Ketika di Afrika Selatan, ia sampai menimbang botol-botol yang pecah untuk membuktinya adanya kecurangan. Ia menginspeksi sampai ke toilet karyawan untuk memastikan soal sanitasi dan kesejahtraan. Ia pun tidak suka protokoler yang tampaknya banyak menutupi kenyataan yang sesungguhnya.
4.Bisnis bukan soal Profit, tapi juga soal Partner dan Planet
Berulang kali pula, Isdell mengajarkan kepada para pemimpin bahwa selain profit, bisnis juga harus mensejahterakan partner serta membuat planet (bumi) lebih baik. Makanya, di bab terakhir ia bicara soal Kapitalisme Terhubung (Connected Capitalism) dimana ia bicara soal pelayanan masyarakat. Bisakah perusahaan dianggap untung, sementara masyarakat sekitarnya menderita?
5. Jaga Keseimbangan Keluarga dan Kerja
Satu hal yang hebat adalah ditengah kesibukannya, Isdell selalu punya waktu untuk keluarganya. Ia meluangkan liburan bahkan sengaja membawa serta keluarganya bersamanya.
Beberapa Quotes Menarik dari Neville Isdell!
“Motivasiku bukan jadi CEO, tetapi melakukan apa yang terbaik yang ada di depanku saat ini!”
“Jika kamu melakukan kewajibanmu dengan baik, maka hal-hal lainnya akan datang belakangan kepadamu”
“Sebuah perusahaan, tidak akan sukses kecuali didukung oleh karyawan” (waktu membuat Manifesto for Growth)
“Nasihat ayahku yangs elalu kuingat: Selalu berjuang untuk yang terbaik!”
Jika Anda tidak bisa memotivasi gugus terdepan Anda, Anda tidak bisa menjadi pemimpin bisnis!”
“Ingat supirpun punya telinga!”
“Ketika Anda menaiki tangga karir Anda mungkin Anda melihat hantu dimana-mana yang mencoba menhancurkan karir Anda, padahal itu adalah imajinasi Anda yang sedang mengeluarkan yang terbaik dari diri Anda!”
“Seorang pemimpin tidak boleh takut pada konflik namun juga tidak boleh keras kepala untuk menerima masukan orang”
“Setiap anjing pasti punya kutu, saat menerima anjing itu kita juga harus menerima kutunya juga”
Best regards,
Anthony Dio Martin, HR Excellency